Facebook

Cerita Pendek " Kasih sayang kakak kepada adiknya "

Cerpen : " KAKAK YANG PEMARAH "
 
Namaku Sonya, aku tinggal bersama kakakku. Beberapa tahun yang lalu terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tua kami. Sejak kejadian itu, kakak yang menjadi tulang punggung keluarga. Sifat kakakpun berubah drastis. Kakak selalu membatasi dan melarang aku untuk berpergian.

Saat itu aku duduk dibangku SMA. Sudah sewajarnya untuk aku pergi keluar rumah, tetapi kakak selalu melarangku. Aku kesal dengan sifat kakak, walaupun ia selalu melarang, aku tidak peduli. Aku tetap pergi dan mengikuti perkembangan zaman, seperti pergi ke club, pulang larut malam, dan mencoba obat-obat terlarang. Namun itu semua aku lakukan untuk menghibur diri, karena aku lelah selalu dikekang.


Tiap hari,tiap jam,tiap detik kakak memarahiku. Aku meras kesal dengan hal itu. Aku lelah selalu diatur, selalu dikekang. Aku ingin hidup bebas lanyaknya anak-anak seusiaku. Oleh karena itu, aku pergi meninggalkan kakakku dan tinggal bersama tanteku. Setelah beberapa tahun, aku kembali kerumah dengan harapan kakak berubah. Namun ternyata itu salah, kakak tidak berubah, kakak tetap terus mengekang dan memarahiku.

Hingga suatu hari, aku mendapat surat panggilan dari sekolah. Aku terpaksa memberitahukan hal itu kepada kakakku. Kakak pun datang menemui kepala sekolah. Kepala sekolah memperingatkan kakakku bahwa aku akan dikeluarkan dari sekolah. Sesampainya dirumah, kakak memarahiku dan aku melawannya. Ia sudah tidak sayang lagi denganku. Ia selalu memarahiku. Ia selalu mementingkan dirinya sendiri. Ia selalu mengecapku sebagai anak yang kurang ajar dan lebih parahnya lagi, mungkin ia sudah tidak mau menganggapku sebagai adiknya.

Hari-hari yang kulalui terasa suram. Tanpa ada sapaan, tawaan, bahkan larangan. Kakakku telah memberikan apa yang aku inginkan, yaitu kebebasan. Ia tidak menganggapku ada di rumah itu. Hingga suatu saat, aku mempunyai pacar dan kakakku tidak peduli akan hal itu. Aku selalu pulang larut malam dan terkadang tidak pulang ke rumah.

Suatu hari, saat aku ingin ke toliet aku mendapati kakakku yang sedang batuk-batuk sampai kulihat mengeluarkan darah. Aku bingung mengapa ia bersikap demikian. Apakah ia sakit? Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. Namun ia selalu menjawab “tidak, ini bukan urusanmu! urus saja urusanmu sendiri!”. Seketika aku terdiam dan betanya-tanya dalam hati.
Semakin hari, semakin terjadi kejadian aneh dengan kakakku. Hingga suatu hari aku masuk kekamar kakakku dan membongkar meja riasnya. Saat aku sedang mencari-cari, kakakku datang dan ia bertanya “mengapa kamu ada disini? apa yang sedang kamu lakukan?”. Aku menjawab ”tidak ada”. Aku pun keluar dari kamar kakakku.

Keesokan harinya, aku pulang sekolah lebih awal dan saat itu kakakku sedang bekerja. Aku masuk ke kamarnya lagi dan mencari keanehan itu. Saat aku membongkar lemarinya, aku melihat beberapa lembar kertas dibawah tempat tidurnya. Aku langsung mengambil dan membaca lembaran itu dan ternyata itu adalah lembaran hasil pemeriksaan kakakku. Saat kubaca, akhirnya aku mengetahui keanehan yang terjadi pada kakakku. Kakakku terkena kanker otak. Pantas saja ia selalu menutupi kepalanya.
Saat ia pulang kerja, aku membuka penutup kepalanya dan ternyata ia telah kehilangan hampir seluruh rambutnya. Aku langsung memeluk dan meminta maaf  kepadanya. Aku merasa sangat bersalah kepada kakakku. Dengan nada sedih, aku bertanya ”mengapa kakak menyembunyikan rahasia ini ?”. “ aku tidak mau membuatmu terbebani dengan penyakitku ini, terutama kehilangan ayah dan ibu” jawab kakakku.
Sejak hari itu, aku merawat kakakku dengan menggantikan tugasnya. Mulai dari membersihkan rumah, menyiram tanaman, hingga memandikannya seperti ia memandikanku waktu kecil. Aku ingin menebus semua kesalahanku dimasa lampau. Aku pun mengumpulkan uang untuk membelikannya rambut palsu dan ia pun menyukainya. Sejak hari itu, hubungan kami pun semakin erat, kasih sayang yang dulu pudar kini telah kembali. Sekarang aku merasa menjadi adik yang paling beruntung karena mempunyai kakak yang sangat menyayangiku.


Kerangka Cerpen
  1.  Tema       :   Kasih sayang kakak kepada adiknya
  2.  Konflik     :  1. Kakak yang selalu melarang adiknya,  Perubahan sikap kakak
  3.  Resolusi :  Sonya yang menemukkan hasil  pemeriksaan kakaknya
  4.  Koda       :  Sonya yang membelikan rambut palsu untuk kakaknya
Cerpen : " KAKAK YANG PEMARAH "
 
Namaku Sonya, aku tinggal bersama kakakku. Beberapa tahun yang lalu terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tua kami. Sejak kejadian itu, kakak yang menjadi tulang punggung keluarga. Sifat kakakpun berubah drastis. Kakak selalu membatasi dan melarang aku untuk berpergian.

Saat itu aku duduk dibangku SMA. Sudah sewajarnya untuk aku pergi keluar rumah, tetapi kakak selalu melarangku. Aku kesal dengan sifat kakak, walaupun ia selalu melarang, aku tidak peduli. Aku tetap pergi dan mengikuti perkembangan zaman, seperti pergi ke club, pulang larut malam, dan mencoba obat-obat terlarang. Namun itu semua aku lakukan untuk menghibur diri, karena aku lelah selalu dikekang.


Tiap hari,tiap jam,tiap detik kakak memarahiku. Aku meras kesal dengan hal itu. Aku lelah selalu diatur, selalu dikekang. Aku ingin hidup bebas lanyaknya anak-anak seusiaku. Oleh karena itu, aku pergi meninggalkan kakakku dan tinggal bersama tanteku. Setelah beberapa tahun, aku kembali kerumah dengan harapan kakak berubah. Namun ternyata itu salah, kakak tidak berubah, kakak tetap terus mengekang dan memarahiku.

Hingga suatu hari, aku mendapat surat panggilan dari sekolah. Aku terpaksa memberitahukan hal itu kepada kakakku. Kakak pun datang menemui kepala sekolah. Kepala sekolah memperingatkan kakakku bahwa aku akan dikeluarkan dari sekolah. Sesampainya dirumah, kakak memarahiku dan aku melawannya. Ia sudah tidak sayang lagi denganku. Ia selalu memarahiku. Ia selalu mementingkan dirinya sendiri. Ia selalu mengecapku sebagai anak yang kurang ajar dan lebih parahnya lagi, mungkin ia sudah tidak mau menganggapku sebagai adiknya.

Hari-hari yang kulalui terasa suram. Tanpa ada sapaan, tawaan, bahkan larangan. Kakakku telah memberikan apa yang aku inginkan, yaitu kebebasan. Ia tidak menganggapku ada di rumah itu. Hingga suatu saat, aku mempunyai pacar dan kakakku tidak peduli akan hal itu. Aku selalu pulang larut malam dan terkadang tidak pulang ke rumah.

Suatu hari, saat aku ingin ke toliet aku mendapati kakakku yang sedang batuk-batuk sampai kulihat mengeluarkan darah. Aku bingung mengapa ia bersikap demikian. Apakah ia sakit? Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. Namun ia selalu menjawab “tidak, ini bukan urusanmu! urus saja urusanmu sendiri!”. Seketika aku terdiam dan betanya-tanya dalam hati.
Semakin hari, semakin terjadi kejadian aneh dengan kakakku. Hingga suatu hari aku masuk kekamar kakakku dan membongkar meja riasnya. Saat aku sedang mencari-cari, kakakku datang dan ia bertanya “mengapa kamu ada disini? apa yang sedang kamu lakukan?”. Aku menjawab ”tidak ada”. Aku pun keluar dari kamar kakakku.

Keesokan harinya, aku pulang sekolah lebih awal dan saat itu kakakku sedang bekerja. Aku masuk ke kamarnya lagi dan mencari keanehan itu. Saat aku membongkar lemarinya, aku melihat beberapa lembar kertas dibawah tempat tidurnya. Aku langsung mengambil dan membaca lembaran itu dan ternyata itu adalah lembaran hasil pemeriksaan kakakku. Saat kubaca, akhirnya aku mengetahui keanehan yang terjadi pada kakakku. Kakakku terkena kanker otak. Pantas saja ia selalu menutupi kepalanya.
Saat ia pulang kerja, aku membuka penutup kepalanya dan ternyata ia telah kehilangan hampir seluruh rambutnya. Aku langsung memeluk dan meminta maaf  kepadanya. Aku merasa sangat bersalah kepada kakakku. Dengan nada sedih, aku bertanya ”mengapa kakak menyembunyikan rahasia ini ?”. “ aku tidak mau membuatmu terbebani dengan penyakitku ini, terutama kehilangan ayah dan ibu” jawab kakakku.
Sejak hari itu, aku merawat kakakku dengan menggantikan tugasnya. Mulai dari membersihkan rumah, menyiram tanaman, hingga memandikannya seperti ia memandikanku waktu kecil. Aku ingin menebus semua kesalahanku dimasa lampau. Aku pun mengumpulkan uang untuk membelikannya rambut palsu dan ia pun menyukainya. Sejak hari itu, hubungan kami pun semakin erat, kasih sayang yang dulu pudar kini telah kembali. Sekarang aku merasa menjadi adik yang paling beruntung karena mempunyai kakak yang sangat menyayangiku.


Kerangka Cerpen
  1.  Tema       :   Kasih sayang kakak kepada adiknya
  2.  Konflik     :  1. Kakak yang selalu melarang adiknya,  Perubahan sikap kakak
  3.  Resolusi :  Sonya yang menemukkan hasil  pemeriksaan kakaknya
  4.  Koda       :  Sonya yang membelikan rambut palsu untuk kakaknya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerita Pendek " Kasih sayang kakak kepada adiknya ""

Post a Comment