Sindrom Stevens (Johnson)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium darah dapat
membantu memperkirakan kemungkinan penyebab meskipun tidak khas. Jika terdapat
lekositosis menunjukkan penyebabnya kemungkinan karena infeksi. Bila terdapat
Eosinofilia kemungkinan karena alergi. Jika disangka penyebabnya karena infeksi
dapat dilakukan kultur darah.
TERAPI
1. Kortikosteroid
Penggunaan obat Kortikosteroid merupakan tindakan
life-saving. Pada Sindrom Stevens –Johnson yang ringan cukup diobati dengan
Prednison dengan dosis 30-40mg/hari. Pada bentuk yang berat, ditandai dengan
kesadaran yang menurun dan kelainan yang menyeluruh, digunakan Dexametason
intravena dengan dosis awal 4-6x5 mg/hari.
Setelah beberapa hari
(2-3 hari) biasanya mulai tampak perbaikan (masa kritis telah
teratasi),ditandai dengan keadaan umum yang membaik,lesi kulit yang baru tidak
timbul sedangkan lesi yang lama mengalami Involusi. Pada saat ini dosis
Dexametason diturunkan secara cepat, setiap hari diturunkan sebanyak 5 mg.
Setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu diganti dengan tablet Prednison yang
diberikan pada keesokan harinya dengan dosis 20 mg sehari. Pada hari berikutnya
dosis diturunkan menjadi 10 mg, kemudian obat tersebut dihentikan. Jadi lama
pengobatan kira-kira 10 hari.
2. Antibiotika
Penggunaan Antibiotika dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya infeksi akibat efek Imunosupresif Kortikosteroid yang dipakai pada
dosis tinggi. Antibiotika yang dipilih hendaknya yang jarang menyebabkan
alergi, berspektrum luas dan bersifat bakterisidal.
Di RS Cipto
mangunkusumo dahulu biasa
digunakan Gentamisin dengan dosis
2 x 60-80 mg/hari. Sekarang dipakai Netilmisin Sulfat dengan dosis 6 mg/kg
BB/hari,dosis dibagi dua. Alasan menggunakan obat ini karena pada beberapa
kasus mulai resisten terhadap Gentamisin, selain itu efek sampingnya lebih
kecil dibandingkan Gentamisin.
3.
Menjaga Keseimbangan Cairan, Elektrolit
dan Nutrisi.
Hal ini perlu diperhatikan karena penderita mengalami
kesukaran atau bahkan tidak dapat menelan akibat lesi di mulut dan di
tenggorokan serta kesadaran yang menurun. Untuk ini dapat diberikan infuse
berupa Glukosa 5% atau larutan Darrow.
Pada pemberian Kortikosteroid terjadi retensi Natrium,
kehilangan Kalium dan efek Katabolik. Untuk mengurangi efek samping ini perlu
diberikan diet tinggi protein dan rendah garam, KCl 3 x 500mg/ hari dan
obat-obat Anabolik.
Untuk mencegah penekanan korteks kelenjar Adrenal
diberikan ACTH (Synacthen depot) dengan dosis 1 mg/ hari setiap minggu dimulai
setelah pemberian Kortikosteroid.
4. Transfusi
Darah
Bila dengan terapi diatas belum tampak tanda-tanda
perbaikan dalam 2-3 hari, maka dapat diberikan transfuse darah sebanyak 300-500 cc setiap hari selama 2 hari
berturut-turut.
Tujuan pemberian darah ini untuk memperbaiki keadaan
umum dan menggantikan kehilangan darah pada kasus dengan purpura yang luas. Pada
kasus Purpura yang luas dapat ditambahkan vitamin C 500 mg atau 1000 mg sehari
intravena dan obat-obat Hemostatik. Download Artikel (Ms.Word)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium darah dapat
membantu memperkirakan kemungkinan penyebab meskipun tidak khas. Jika terdapat
lekositosis menunjukkan penyebabnya kemungkinan karena infeksi. Bila terdapat
Eosinofilia kemungkinan karena alergi. Jika disangka penyebabnya karena infeksi
dapat dilakukan kultur darah.
TERAPI
1. Kortikosteroid
Penggunaan obat Kortikosteroid merupakan tindakan
life-saving. Pada Sindrom Stevens –Johnson yang ringan cukup diobati dengan
Prednison dengan dosis 30-40mg/hari. Pada bentuk yang berat, ditandai dengan
kesadaran yang menurun dan kelainan yang menyeluruh, digunakan Dexametason
intravena dengan dosis awal 4-6x5 mg/hari.
Setelah beberapa hari
(2-3 hari) biasanya mulai tampak perbaikan (masa kritis telah
teratasi),ditandai dengan keadaan umum yang membaik,lesi kulit yang baru tidak
timbul sedangkan lesi yang lama mengalami Involusi. Pada saat ini dosis
Dexametason diturunkan secara cepat, setiap hari diturunkan sebanyak 5 mg.
Setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu diganti dengan tablet Prednison yang
diberikan pada keesokan harinya dengan dosis 20 mg sehari. Pada hari berikutnya
dosis diturunkan menjadi 10 mg, kemudian obat tersebut dihentikan. Jadi lama
pengobatan kira-kira 10 hari.
2. Antibiotika
Penggunaan Antibiotika dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya infeksi akibat efek Imunosupresif Kortikosteroid yang dipakai pada
dosis tinggi. Antibiotika yang dipilih hendaknya yang jarang menyebabkan
alergi, berspektrum luas dan bersifat bakterisidal.
Di RS Cipto
mangunkusumo dahulu biasa
digunakan Gentamisin dengan dosis
2 x 60-80 mg/hari. Sekarang dipakai Netilmisin Sulfat dengan dosis 6 mg/kg
BB/hari,dosis dibagi dua. Alasan menggunakan obat ini karena pada beberapa
kasus mulai resisten terhadap Gentamisin, selain itu efek sampingnya lebih
kecil dibandingkan Gentamisin.
3.
Menjaga Keseimbangan Cairan, Elektrolit
dan Nutrisi.
Hal ini perlu diperhatikan karena penderita mengalami
kesukaran atau bahkan tidak dapat menelan akibat lesi di mulut dan di
tenggorokan serta kesadaran yang menurun. Untuk ini dapat diberikan infuse
berupa Glukosa 5% atau larutan Darrow.
Pada pemberian Kortikosteroid terjadi retensi Natrium,
kehilangan Kalium dan efek Katabolik. Untuk mengurangi efek samping ini perlu
diberikan diet tinggi protein dan rendah garam, KCl 3 x 500mg/ hari dan
obat-obat Anabolik.
Untuk mencegah penekanan korteks kelenjar Adrenal
diberikan ACTH (Synacthen depot) dengan dosis 1 mg/ hari setiap minggu dimulai
setelah pemberian Kortikosteroid.
4. Transfusi
Darah
Bila dengan terapi diatas belum tampak tanda-tanda
perbaikan dalam 2-3 hari, maka dapat diberikan transfuse darah sebanyak 300-500 cc setiap hari selama 2 hari
berturut-turut.
Tujuan pemberian darah ini untuk memperbaiki keadaan
umum dan menggantikan kehilangan darah pada kasus dengan purpura yang luas. Pada
kasus Purpura yang luas dapat ditambahkan vitamin C 500 mg atau 1000 mg sehari
intravena dan obat-obat Hemostatik. Download Artikel (Ms.Word)
0 Response to "Sindrom Stevens (Johnson)"
Post a Comment