Facebook

Macam-macam penyakit pada system reproduksi manusia


1.  Penyakit Gonorrhoea (GO)
 Penyakit Gonorrhoea disebabkan oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae. Gejala penyakit ini adalah rasa sakit dan keluar nana pada saat kencing pada laki-laki, serta keputihan berwarna kuning dan hijau pada wanita. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan pada bayi baru lahir. ( Zubaidah, Siti. 2015. 36)

Gejala Gonorrhoea
Sekitar 10 persen pria yang terinfeksi dan 50 persen dari wanita yang terinfeksi tidak mengalami gejala sehingga banyak penderita gonore menularkannya kepada pasangan mereka tanpa disadari.
 
Biasanya lebih mudah untuk mengenali gejala gonore pada pria dibandingkan wanita karena gejala awal pada wanita mungkin sangat ringan atau tidak begitu jelas sehingga sering keliru dianggap sebagai infeksi vagina atau infeksi saluran kemih. Infeksi akan menjalar ke organ panggul wanita jika tidak segera diobati dan bisa menyebabkan pendarahan pada vagina, sakit pada perut bagian bawah, demam, dan sakit saat melakukan hubungan seksual.
 
Gejala gonore yang sering muncul, baik pada pria maupun wanita, di antaranya adalah saat buang air kecil akan terasa sakit atau perih dan keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dari vagina atau penis. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal dengan sebutan ‘kencing nanah’.

2.   Penyakit Sifilis ( Raja Singa )
 
Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Gejala awal penyakit ini adalah luka pada tempat masuknya bakteri kedalam tubuh, biasanya pada daerah sekitar kelamin. Penyakit ini menyebar dan menyerang organ-organ tubuh lain-lainnya kemudian menimbulkan kerusakan pada organ tersebut. ( Zubaidah, Siti. 2015. 36)
Pengobatan Sifilis.

Penisilin cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer dan sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap penisilin.
Satu suntikan penisilin bisa menghentikan perkembangan penyakit jika Anda terinfeksi kurang dari satu tahun. Untuk infeksi yang lebih dari satu tahun, Anda mungkin perlu penambahan dosis. Pengobatan biasanya diberikan selama kurang lebih 14 hari, tapi bisa berjalan lebih lama pada beberapa kasus.Untuk sifilis tersier, pengobatan memakan waktu lebih lama dan antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan infeksi tapi tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan sifilis tersier. Sifilis pada kehamilan juga diobati dengan antibiotik. Obat-obatan antibiotik tidak memiliki pengaruh pada bayi.

Pada awam pengobatan antibiotik dimulai, beberapa penderita sifilis bisa merasakan reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi ini muncul akibat tersebarnya racun dari sel-sel bakteri yang dibunuh oleh obat-obatan antibiotik. Gejala yang muncul berupa demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot dan persendian. Ini bukan kondisi yang serius, biasanya hanya bertahan selama satu hari. Parasetamol bisa digunakan untuk mengatasi rasa sakit, tapi jika gejala memburuk, segera hubungi dokter.
Bagi wanita, beberapa obat-obatan antibiotik untuk sifilis bisa mengganggu metode kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Alat kontrasepsi lainnya seperti kondom bisa digunakan saat sedang menjalani pengobatan antibiotik.


3.   Penyakit Herpes Simplex Genitalis
Penyakit herpes simplex genitalis disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II, yang menyerang kulit di daerah genitalia luar, anus, dan vagina. Gejala penyakit ini berupa gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin pada daerah tersebut timbul beberapa lepuh kecil-kecil,selanjutnya lepuh menjadi pecah dan menimbulkan luka. Kemudian penyakit herpes sulit sekali sembuh dan sering kambuh setelah beberapa bulan maupun tahun.
( Zubaidah, Siti. 2015. 37)

Penyakit ini dapat dideteksi dari luka dingin di sekitar mulut. Herpes genital disebabkan dua jenis virus herpes, yakni HSV-1 dan HSV-2 (jangan, keliru membedakannya dengan human papillomavirus, atau HPV, yang menyebabkan kutil pada kelamin).
Seperti dikutip situs askmen.com, sebanyak 45 juta orang Amerika berusia 12 tahun atau lebih tua menderita herpes genital, dan sebanyak 80-90 persen di antaranya gagal mengenali gejala-gejala atau tidak memperlihatkan gejala-gejalanya sama sekali.
Herpes dapat menyebar melalui hubungan seksual, baik secara langsung (termasuk oral) dan melalui air liur (berciuman) dengan individu yang terinfeksi. Virus ini bisa menyebar bahkan ketika tidak ada gejala yang terlihat, meskipun penularan lebih mungkin terjadi bila ada gejalanya.

HSV-1 biasanya menyebabkan luka di mulut, tetapi bisa juga menyebabkan herpes genital. Ini berarti, seseorang dapat tertular herpes genital dari seks oral yang diberikan seseorang dengan luka dingin di mulutnya (meskipun tidak umum terjadi). Sementara itu, HSV-2 hanya menyebabkan herpes genital.
Saat ini, tidak ada obat untuk herpes genital atau pun oral. Kedua kondisi itu lebih rentan muncul atau kambuh selama masa stres atau ketika sistem kekebalan tubuh terganggu. Pengobatan hanya bisa digunakan untuk mengontrol gejalanya.

Penyebab Herpes Simplex Genitalis
  1. Disebabkan oleh virus, dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan.
  2. Gejala timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini.
  3. Gejala awal muncul seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair.
  4. Dalam 5 sampai 10 hari gejala hilang.
  5. Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi sesuatu saat, dan kadang-kadang sering.
  6. Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di dalam vagina
4.   Penyakit HIV/AIDS
 
Penyakit Hiv Atau Aids Merupakan (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau syndrome penurunan kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV atau AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang dan sangat sulit untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS berakhir dengan kematian, karena hingga saat ini penyakit AIDS belum ada obatnya. 

Gejala-gejala penyakit dari orang yang menderita AIDS adalah rasa lelah yang berkepanjangan, sesak nafas, dan batuk yang berkepanjangan, pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, dan lipat paha) tanpa sebab yang jelas, bercak-bercak puti atau luka di mulut, mencret, lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas, sering demam disertai dengan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas, berat badan menurun secara menyolok, bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit). (Wardoyo, AB. 1997. 9)

Cara-cara Penularanya
  • Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi virus HIV.
  • Memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV
  • Menerima tranfusi darah darah yang tercemar HIV
  • Ibu hamil yang terinfeksi HIV akan menularkan ke bayi dalam kandunganya
Cara Mengatasinya/Pengobatannya
Sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan HIV/AIDS yang tuntas. Saat ini, yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya.

5.   Penyakit Keputihan
Keputihan yaitu penyakit kelamin yang terjadi pada perempuan dengan ciri-ciri terdapat cairan berwarna putih kekuning-kuningan atau putih keabu-abuan pada vagina. Cairan tersebut bersifat encer atau kental, dan berbau tidak sedap dan dapat menyebabkan rasa gatal pada vagina. Bagian ini dapat diakibatkan infeksi jamur Candida albicans, bakteri, virus, dan parasit. Penyakit ini dapat terjadi apabila kebersihan vagina dan sekitarnya kurang dijaga dengan baik. ( Zubaidah, Siti. 2015. 38)
Pencegahan terhadap penyakit keputihan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang pada intinya adalah selalu menjaga kebersihan diri, termasuk di sekitar vagina. Namun tidak disarankan untuk membilas vagina dengan cairan-cairan yang dapat mengganggu keseimbangan pH vagina. Jika Anda tidak sedang menderita keputihan, sebaiknya membersihkan daerah vagina dan sekitarnya dengan air bersih saja. Jangan dengan sabun.

Cairan antiseptik pembilas vagina sebaiknya digunakan apabila perlu saja, yaitu ketika Anda merasakan mulai terjadi keputihan yang abnormal atau jika disarankan dokter. Hindari pakaian dalam yang ketat atau bahan yang tidak menyerap keringat, sebaiknya gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan biasakan ganti setiap hari. Hindari duduk pada toilet umum jika tidak sangat terpaksa. Keputihan dapat menular, antara lain melalui hubungan seksual, melalui perlengkapan mandi seperti handuk atau melalui bibir kloset. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang baik dan benar yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Cucilah dengan air bersih setiap kali Anda buang air kecil dan pada saat mandi. Begitu pula penggantian sanitary napkins (pembalut wanita) pada waktunya selama masa menstruasi akan banyak menolong agar terjaga kebersihan alat kelamin.

6.  Penyakit Epididimitis
Penyakit ini terjadi pada laki-laki. Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididymis yang disebabkan oleh infeksi atau terkena penyakit menular seksual. Penyakit iniditandai dengan rasa nyeri disertai pembekakan pada salah satu testis. Salah satu penyebab terjadinya penyakit ini adalah pergaulan bebas. ( Zubaidah, Siti. 2015. 38)

Gejala umum epididimitis dapat dikenali sebagai berikut :
  1. Demam, badan menggigil.
  2. Rasa nyeri pada testis dan skrotum, daerah paha dan pangkal paha juga terasa nyeri.
  3. Prevalensi pembengkakan testis, disertai nyeri dan bernanah, terasa jika ada perasaan empiema fluktuasi.
  4. Kemerahan kulit skrotum dan skrotum hidrokel.
Selain epididimitis yang disebabkan oleh peradangan pada epididimis, epididimitis kronis lainnya adalah epididimitis akut non-spesifik yang disebabkan oleh pengobatan yang tidak memadai. Selain itu, epididimitis akut non-spesifik juga bisa disebabkan oleh jamur, bakteri spirochete, serta infeksi parasit yang disebabkan testis fosfor lokal atau sistemik. Radiasi radioisotop juga bisa menyebabkan peradangan testis dan kerusakan testis.

7. Penyakit Klamidia
 Klamidia termasuk salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) pada manusia. Penyakit ini merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia. Istilah infeksi klamidia juga mengacu pada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri Chlamydiaceae. Sebagai contoh, bakteri C trachomatis hanya ditemukan pada manusia. Bakteri ini dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral. Selama persalinan, seorang ibu yang mengalami infeksi klamidia juga berpotensi untuk menularkan infeksi tersebut kepada bayinya.

Pada umumnya pada sebagian besar wanita yang mengidap klamidia pada awalnya tidak merasakan gejala yang berarti sehingga mereka tidak mengetahui kalau dirinya terinfeksi klamidia. Jika seorang wanita terinfeksi klamidia, kemungkinan besar dia pun akan mengalami penyakit radang panggul yang bisa berujung pada kemandulan.

Tanda-Tanda Penyakit Klamidia
  • Biasanya tidak terlihat gejala-gejala awal sehingga sebagian besar wanita yang mengidap klamidia tidak menyadari kalau dirinya telah terinfeksi.
  • Kadang-kadang gejala yang terasa adalah timbul rasa panas seperti terbakar pada panggul.
Penyebab Klamidia
  1. Sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.
  2.  Hubungan seksual yang tidak aman.
  3.  Terinfeksi oleh bakteri C. Trachomatis.
Cara Pencegahannya:
  1. Setia pada pasangan dengan tidak berganti-ganti pasangan.
  2.  Menggunakan alat pengaman ketika berhubungan seksual tidak aman.
8. Penyakit Trikomoniasis
 
Trikomoniasis, suatu tipe dari vaginitis, umumnya adalah sebuah Penyakit Menular Seksual (PMS).  Karena adanya kebiasaan penentuan jenis penyakit dan pengobatan oleh klien sendiri dan diagnosis oleh petugas kesehatan tanpa menggunakan pemeriksaan yang memadai, beberapa orang dengan trikomoniasis tidak terdiagnosis.  Penentuan jenis penyakit sendiri dapat terjadi karena terdapatnya obat-obat yang dijual bebas.  Gejala dan tanda trikomoniasis tidak begitu spesifik, dan penegakan diagnosis memebutuhkan pemeriksaan laboratorium sederhana seperti sediaan basah (wet mount).

Trikomoniasis dapat menyebabkan seseorang kehilangan hari kerjanya karena adanya rasa yang tidak enak yang disebabkannya, sehingga infeksi ini seharusnya tidak diabaikan begitu saja.  Adanya kejadian infeksi gabungan dengan PMS lain penting untuk diperhatikan pada saat membuat diagnosis trikomoniasis. Trikomoniasis merupakan masalah bagi penderitanya karena gejala dan kemungkinan komplikasi yang disebabkannya.

Pada gadis-gadis sebelum usia pubertas, dinding vagina yang sehat tipis dan hypoestrogenic, dengan pH lebih besar dari 4,7, pemeriksaan  dengan pembiakan (kultur) akan menunjukkan beberapa mikroorganisma.  Setelah gadis menjadi dewasa, dinding vagina menebal dan laktobasilus menjadi mikroorganisma yang dominan, PH vagina menurun hingga kurang
 dari 4,5.

Laktobasilus penting untuk melindungi vagina dari infeksi, dan laktobasilus adalah flora dari vagina yang dominan (walaupun bukan merupakan stau-satunya flora vagina).  Masa inkubasi sebelum timbulnya gejala setelah adanya infeksi bervariasi antara 3-28 hari.  Selama terjadinya infeksi protozoa Trichomonas vaginalis, trikomonas yang bergerak-gerak (jerky motile trichomonads) dapat dilihat dari pemeriksaan dengan sediaan basah.  PH vagina naik, sebagaimana halnya dengan jumlah lekosit polymorphonuclear (PMN).  Lekosit PMN merupakan mekanisme pertahanan utama dari pejamu (host/manuasia), dan mereka merespon terhadap adanya substansi kimiawi yang dikeluarkan trichomonas. T vaginalis merusak sel epitel dengan cara kontak langsung dan dengan cara mengeluarkan substansi sitotoksik.  T vaginalis juga menempel pada protein plasma pejamu, sehingga mencegah pengenalan oleh mekanisme alternatif yang ada di pejamu dan proteinase pejamu terhadap masuknya T vaginalis.  

1.  Penyakit Gonorrhoea (GO)
 Penyakit Gonorrhoea disebabkan oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae. Gejala penyakit ini adalah rasa sakit dan keluar nana pada saat kencing pada laki-laki, serta keputihan berwarna kuning dan hijau pada wanita. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan pada bayi baru lahir. ( Zubaidah, Siti. 2015. 36)

Gejala Gonorrhoea
Sekitar 10 persen pria yang terinfeksi dan 50 persen dari wanita yang terinfeksi tidak mengalami gejala sehingga banyak penderita gonore menularkannya kepada pasangan mereka tanpa disadari.
 
Biasanya lebih mudah untuk mengenali gejala gonore pada pria dibandingkan wanita karena gejala awal pada wanita mungkin sangat ringan atau tidak begitu jelas sehingga sering keliru dianggap sebagai infeksi vagina atau infeksi saluran kemih. Infeksi akan menjalar ke organ panggul wanita jika tidak segera diobati dan bisa menyebabkan pendarahan pada vagina, sakit pada perut bagian bawah, demam, dan sakit saat melakukan hubungan seksual.
 
Gejala gonore yang sering muncul, baik pada pria maupun wanita, di antaranya adalah saat buang air kecil akan terasa sakit atau perih dan keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dari vagina atau penis. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal dengan sebutan ‘kencing nanah’.

2.   Penyakit Sifilis ( Raja Singa )
 
Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Gejala awal penyakit ini adalah luka pada tempat masuknya bakteri kedalam tubuh, biasanya pada daerah sekitar kelamin. Penyakit ini menyebar dan menyerang organ-organ tubuh lain-lainnya kemudian menimbulkan kerusakan pada organ tersebut. ( Zubaidah, Siti. 2015. 36)
Pengobatan Sifilis.

Penisilin cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer dan sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap penisilin.
Satu suntikan penisilin bisa menghentikan perkembangan penyakit jika Anda terinfeksi kurang dari satu tahun. Untuk infeksi yang lebih dari satu tahun, Anda mungkin perlu penambahan dosis. Pengobatan biasanya diberikan selama kurang lebih 14 hari, tapi bisa berjalan lebih lama pada beberapa kasus.Untuk sifilis tersier, pengobatan memakan waktu lebih lama dan antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan infeksi tapi tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan sifilis tersier. Sifilis pada kehamilan juga diobati dengan antibiotik. Obat-obatan antibiotik tidak memiliki pengaruh pada bayi.

Pada awam pengobatan antibiotik dimulai, beberapa penderita sifilis bisa merasakan reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi ini muncul akibat tersebarnya racun dari sel-sel bakteri yang dibunuh oleh obat-obatan antibiotik. Gejala yang muncul berupa demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot dan persendian. Ini bukan kondisi yang serius, biasanya hanya bertahan selama satu hari. Parasetamol bisa digunakan untuk mengatasi rasa sakit, tapi jika gejala memburuk, segera hubungi dokter.
Bagi wanita, beberapa obat-obatan antibiotik untuk sifilis bisa mengganggu metode kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Alat kontrasepsi lainnya seperti kondom bisa digunakan saat sedang menjalani pengobatan antibiotik.


3.   Penyakit Herpes Simplex Genitalis
Penyakit herpes simplex genitalis disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II, yang menyerang kulit di daerah genitalia luar, anus, dan vagina. Gejala penyakit ini berupa gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin pada daerah tersebut timbul beberapa lepuh kecil-kecil,selanjutnya lepuh menjadi pecah dan menimbulkan luka. Kemudian penyakit herpes sulit sekali sembuh dan sering kambuh setelah beberapa bulan maupun tahun.
( Zubaidah, Siti. 2015. 37)

Penyakit ini dapat dideteksi dari luka dingin di sekitar mulut. Herpes genital disebabkan dua jenis virus herpes, yakni HSV-1 dan HSV-2 (jangan, keliru membedakannya dengan human papillomavirus, atau HPV, yang menyebabkan kutil pada kelamin).
Seperti dikutip situs askmen.com, sebanyak 45 juta orang Amerika berusia 12 tahun atau lebih tua menderita herpes genital, dan sebanyak 80-90 persen di antaranya gagal mengenali gejala-gejala atau tidak memperlihatkan gejala-gejalanya sama sekali.
Herpes dapat menyebar melalui hubungan seksual, baik secara langsung (termasuk oral) dan melalui air liur (berciuman) dengan individu yang terinfeksi. Virus ini bisa menyebar bahkan ketika tidak ada gejala yang terlihat, meskipun penularan lebih mungkin terjadi bila ada gejalanya.

HSV-1 biasanya menyebabkan luka di mulut, tetapi bisa juga menyebabkan herpes genital. Ini berarti, seseorang dapat tertular herpes genital dari seks oral yang diberikan seseorang dengan luka dingin di mulutnya (meskipun tidak umum terjadi). Sementara itu, HSV-2 hanya menyebabkan herpes genital.
Saat ini, tidak ada obat untuk herpes genital atau pun oral. Kedua kondisi itu lebih rentan muncul atau kambuh selama masa stres atau ketika sistem kekebalan tubuh terganggu. Pengobatan hanya bisa digunakan untuk mengontrol gejalanya.

Penyebab Herpes Simplex Genitalis
  1. Disebabkan oleh virus, dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan.
  2. Gejala timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini.
  3. Gejala awal muncul seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair.
  4. Dalam 5 sampai 10 hari gejala hilang.
  5. Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi sesuatu saat, dan kadang-kadang sering.
  6. Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di dalam vagina
4.   Penyakit HIV/AIDS
 
Penyakit Hiv Atau Aids Merupakan (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau syndrome penurunan kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV atau AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang dan sangat sulit untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS berakhir dengan kematian, karena hingga saat ini penyakit AIDS belum ada obatnya. 

Gejala-gejala penyakit dari orang yang menderita AIDS adalah rasa lelah yang berkepanjangan, sesak nafas, dan batuk yang berkepanjangan, pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, dan lipat paha) tanpa sebab yang jelas, bercak-bercak puti atau luka di mulut, mencret, lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas, sering demam disertai dengan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas, berat badan menurun secara menyolok, bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit). (Wardoyo, AB. 1997. 9)

Cara-cara Penularanya
  • Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi virus HIV.
  • Memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV
  • Menerima tranfusi darah darah yang tercemar HIV
  • Ibu hamil yang terinfeksi HIV akan menularkan ke bayi dalam kandunganya
Cara Mengatasinya/Pengobatannya
Sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan HIV/AIDS yang tuntas. Saat ini, yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya.

5.   Penyakit Keputihan
Keputihan yaitu penyakit kelamin yang terjadi pada perempuan dengan ciri-ciri terdapat cairan berwarna putih kekuning-kuningan atau putih keabu-abuan pada vagina. Cairan tersebut bersifat encer atau kental, dan berbau tidak sedap dan dapat menyebabkan rasa gatal pada vagina. Bagian ini dapat diakibatkan infeksi jamur Candida albicans, bakteri, virus, dan parasit. Penyakit ini dapat terjadi apabila kebersihan vagina dan sekitarnya kurang dijaga dengan baik. ( Zubaidah, Siti. 2015. 38)
Pencegahan terhadap penyakit keputihan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang pada intinya adalah selalu menjaga kebersihan diri, termasuk di sekitar vagina. Namun tidak disarankan untuk membilas vagina dengan cairan-cairan yang dapat mengganggu keseimbangan pH vagina. Jika Anda tidak sedang menderita keputihan, sebaiknya membersihkan daerah vagina dan sekitarnya dengan air bersih saja. Jangan dengan sabun.

Cairan antiseptik pembilas vagina sebaiknya digunakan apabila perlu saja, yaitu ketika Anda merasakan mulai terjadi keputihan yang abnormal atau jika disarankan dokter. Hindari pakaian dalam yang ketat atau bahan yang tidak menyerap keringat, sebaiknya gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan biasakan ganti setiap hari. Hindari duduk pada toilet umum jika tidak sangat terpaksa. Keputihan dapat menular, antara lain melalui hubungan seksual, melalui perlengkapan mandi seperti handuk atau melalui bibir kloset. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang baik dan benar yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Cucilah dengan air bersih setiap kali Anda buang air kecil dan pada saat mandi. Begitu pula penggantian sanitary napkins (pembalut wanita) pada waktunya selama masa menstruasi akan banyak menolong agar terjaga kebersihan alat kelamin.

6.  Penyakit Epididimitis
Penyakit ini terjadi pada laki-laki. Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididymis yang disebabkan oleh infeksi atau terkena penyakit menular seksual. Penyakit iniditandai dengan rasa nyeri disertai pembekakan pada salah satu testis. Salah satu penyebab terjadinya penyakit ini adalah pergaulan bebas. ( Zubaidah, Siti. 2015. 38)

Gejala umum epididimitis dapat dikenali sebagai berikut :
  1. Demam, badan menggigil.
  2. Rasa nyeri pada testis dan skrotum, daerah paha dan pangkal paha juga terasa nyeri.
  3. Prevalensi pembengkakan testis, disertai nyeri dan bernanah, terasa jika ada perasaan empiema fluktuasi.
  4. Kemerahan kulit skrotum dan skrotum hidrokel.
Selain epididimitis yang disebabkan oleh peradangan pada epididimis, epididimitis kronis lainnya adalah epididimitis akut non-spesifik yang disebabkan oleh pengobatan yang tidak memadai. Selain itu, epididimitis akut non-spesifik juga bisa disebabkan oleh jamur, bakteri spirochete, serta infeksi parasit yang disebabkan testis fosfor lokal atau sistemik. Radiasi radioisotop juga bisa menyebabkan peradangan testis dan kerusakan testis.

7. Penyakit Klamidia
 Klamidia termasuk salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) pada manusia. Penyakit ini merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia. Istilah infeksi klamidia juga mengacu pada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri Chlamydiaceae. Sebagai contoh, bakteri C trachomatis hanya ditemukan pada manusia. Bakteri ini dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral. Selama persalinan, seorang ibu yang mengalami infeksi klamidia juga berpotensi untuk menularkan infeksi tersebut kepada bayinya.

Pada umumnya pada sebagian besar wanita yang mengidap klamidia pada awalnya tidak merasakan gejala yang berarti sehingga mereka tidak mengetahui kalau dirinya terinfeksi klamidia. Jika seorang wanita terinfeksi klamidia, kemungkinan besar dia pun akan mengalami penyakit radang panggul yang bisa berujung pada kemandulan.

Tanda-Tanda Penyakit Klamidia
  • Biasanya tidak terlihat gejala-gejala awal sehingga sebagian besar wanita yang mengidap klamidia tidak menyadari kalau dirinya telah terinfeksi.
  • Kadang-kadang gejala yang terasa adalah timbul rasa panas seperti terbakar pada panggul.
Penyebab Klamidia
  1. Sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.
  2.  Hubungan seksual yang tidak aman.
  3.  Terinfeksi oleh bakteri C. Trachomatis.
Cara Pencegahannya:
  1. Setia pada pasangan dengan tidak berganti-ganti pasangan.
  2.  Menggunakan alat pengaman ketika berhubungan seksual tidak aman.
8. Penyakit Trikomoniasis
 
Trikomoniasis, suatu tipe dari vaginitis, umumnya adalah sebuah Penyakit Menular Seksual (PMS).  Karena adanya kebiasaan penentuan jenis penyakit dan pengobatan oleh klien sendiri dan diagnosis oleh petugas kesehatan tanpa menggunakan pemeriksaan yang memadai, beberapa orang dengan trikomoniasis tidak terdiagnosis.  Penentuan jenis penyakit sendiri dapat terjadi karena terdapatnya obat-obat yang dijual bebas.  Gejala dan tanda trikomoniasis tidak begitu spesifik, dan penegakan diagnosis memebutuhkan pemeriksaan laboratorium sederhana seperti sediaan basah (wet mount).

Trikomoniasis dapat menyebabkan seseorang kehilangan hari kerjanya karena adanya rasa yang tidak enak yang disebabkannya, sehingga infeksi ini seharusnya tidak diabaikan begitu saja.  Adanya kejadian infeksi gabungan dengan PMS lain penting untuk diperhatikan pada saat membuat diagnosis trikomoniasis. Trikomoniasis merupakan masalah bagi penderitanya karena gejala dan kemungkinan komplikasi yang disebabkannya.

Pada gadis-gadis sebelum usia pubertas, dinding vagina yang sehat tipis dan hypoestrogenic, dengan pH lebih besar dari 4,7, pemeriksaan  dengan pembiakan (kultur) akan menunjukkan beberapa mikroorganisma.  Setelah gadis menjadi dewasa, dinding vagina menebal dan laktobasilus menjadi mikroorganisma yang dominan, PH vagina menurun hingga kurang
 dari 4,5.

Laktobasilus penting untuk melindungi vagina dari infeksi, dan laktobasilus adalah flora dari vagina yang dominan (walaupun bukan merupakan stau-satunya flora vagina).  Masa inkubasi sebelum timbulnya gejala setelah adanya infeksi bervariasi antara 3-28 hari.  Selama terjadinya infeksi protozoa Trichomonas vaginalis, trikomonas yang bergerak-gerak (jerky motile trichomonads) dapat dilihat dari pemeriksaan dengan sediaan basah.  PH vagina naik, sebagaimana halnya dengan jumlah lekosit polymorphonuclear (PMN).  Lekosit PMN merupakan mekanisme pertahanan utama dari pejamu (host/manuasia), dan mereka merespon terhadap adanya substansi kimiawi yang dikeluarkan trichomonas. T vaginalis merusak sel epitel dengan cara kontak langsung dan dengan cara mengeluarkan substansi sitotoksik.  T vaginalis juga menempel pada protein plasma pejamu, sehingga mencegah pengenalan oleh mekanisme alternatif yang ada di pejamu dan proteinase pejamu terhadap masuknya T vaginalis.  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Macam-macam penyakit pada system reproduksi manusia"

Post a Comment