Naska Drama Cerita Legenda Malin Kundang
Jenis drama : Cerita Legenda
Judul : Malin Kundang
Durasi : Drama singkat
Jumlah pemain: 5 Orang
1. Malin Kundang
2. Mande
3. Rasyid
4. Saudagar
5. Putri
Pada jaman dahulu kala di Pantai Air Manis,
Padang Sumatera Barat ada seorang janda bernama Mande Rubayah, janda tersebut
mempunyai seorang anak laki laki bernama Malin Kundang Kundang. Malin Kundang
sangat disayangi ibunya lantaran sejak ia kecil sudah ditinggal oleh sang ayah.
Malin Kundang pun telah tumbuh dewasa , dan ia merasa harus bisa merubah
kehidupan ekonomi keluarganya. Pada suatu hari Rasyid, yang tidak lain adalah
teman Malin Kundang mengetahui bahwa ada kapal besar yang sedang bersandar dipantai
Air Manis dan ia berniat mengajak Malin Kundang untuk ikut merantau bersamanya.
Rasyid
:
Asalamualaikum Wr. Wb.
Malin Kundang : Walalaikum Salam Wr. Wb. Oh kamu, ada apa Rasyid?
Rasyid : Ada kabar baik untuk kita berdua. Saya tadi melihat ada sebuah kapal
Malin Kundang : Walalaikum Salam Wr. Wb. Oh kamu, ada apa Rasyid?
Rasyid : Ada kabar baik untuk kita berdua. Saya tadi melihat ada sebuah kapal
besar yang sedang bersandar di pantai Air Manis siapa tau kita bisa ikut
merantau lewat kapal itu, maukah engkau ikut merantau denganku?
Malin Kundang : Wah kebetulan sekali saya juga bosan hidup miskin saya mau merubah
Nasib, ya saya mau sekali jadi kapan kita mulai berangkat?
Rasyid : Bagaimana kalau besok pagi?
Malin Kundang : Ya sudah lebih cepat lebih baik, tetapi saya harus meminta restu
Rasyid : Bagaimana kalau besok pagi?
Malin Kundang : Ya sudah lebih cepat lebih baik, tetapi saya harus meminta restu
kepada ibuku
dulu.
Rasyid : Baik besok saya tunggu kau di dermaga jam 9 .
Malin Kundang : Iya terimakasih sobat .
Rasyid : Baik besok saya tunggu kau di dermaga jam 9 .
Malin Kundang : Iya terimakasih sobat .
Malam harinya Malin
Kundang segera meminta restu kepada ibunya yang baru saja pulang bekerja
Mande : Berhati-hatilah Malin Kundang! Doa Ibu akan selalu menyertaimu.
Malin Kundang : Baik ibu! Tunggulah Malin Kundang pulang dengan harta yang cukup untuk kita berdua.
Tiba-tiba seseorang di warung tersebut mendengar percakapan Malin Kundang dan Rasyid.
Saudagar : Apakah kalian benar sedang mencari pekerjaan?
Rasyid : Benar, Tuan!
Saudagar : Kebetulan saya sedang mencari 2 orang pekerja. Apakah kalian mau
bekerja di tempatku?
Rasyid : Tentu saja kami mau Tuan. Kapan kami dapat mulai bekerja?
Saudagar : Kalian bisa mulai bekerja besok pagi di rumah saya.
Malin Kundang : Rumah Tuan dimana?
Saudagar : Mari ikutlah denganku.
ngga
kemudian anak saudagar yang bernama putri datang dan melihat kedua karyawan
baru ayahnya itu, dan rupanya putri juga kagum dengan wajah rupawan yang
dimiliki Malin Kundang serta kerajinannya hingga akhirnya putri pun jatuh cinta
pada pandangan pertama .
Putri : Ayah siapa nama karyawan baru itu .
Saudagar : Yang mana?
Putri : Yang rajin dan tampan itu.
Saudagar : Oh itu namanya Malin Kundang
Putri : Oh rupanya namanya Malin Kundang
Saudagar : Memangnya ada apa ?
Putri : Tidak ada apa-apa Ayah, putri cuma bertanya saja.
Saudagar : Oh ya sudah.
Putri : Baik Ayah
Malin Kundang : Iya Syukur Alhamdulillah. Engkau sih dulunya kerja malas-malasan, jadi kena batunya.
Rasyid : Benar apa yang engkau katakan itu.
Malin Kundang : Ya sudah saya mau berdagang dulu ..
Rasyid : Iya.
Mendengar berita baik tersebut Rasyid segera mengabari Mande
Kemudian sang ibu menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.
Air matanya berlinang. Malin Kundang segera pergi dari desa.
Mande : Ya Allah, mengapa anakku satu-satunya seperti itu?Aku yang melahirkan dan membesarkan dia Ya Allah.Berilah Ia teguranmu, sesungguhnya dia adalah anak yang durhaka!
Malin Kundang : Ibu saya mau merubah nasib kita ...
Mande : Bagaimana caranya?
Malin Kundang : Tadi pagi saya di beri tahu Rasyid ada kapal yang sandar di pantai desa
Mande : Bagaimana caranya?
Malin Kundang : Tadi pagi saya di beri tahu Rasyid ada kapal yang sandar di pantai desa
kita jadi kami akan pergi merantau lewat kapal itu
Mande : Malin Kundang, apakah kau tega meninggalkan ibumu yang sudah tua
Mande : Malin Kundang, apakah kau tega meninggalkan ibumu yang sudah tua
ini sendirian?
Malin Kundang : Malin Kundang juga tidak tega, tapi Malin Kundang juga ingin merubah nasib kita dan menjadi kaya.Malin Kundang sudah bosan hidup miskin terus menerus bu.
Mande : Ya sudah Malin Kundang kalau memang demikian keinginanmu,
Malin Kundang : Malin Kundang juga tidak tega, tapi Malin Kundang juga ingin merubah nasib kita dan menjadi kaya.Malin Kundang sudah bosan hidup miskin terus menerus bu.
Mande : Ya sudah Malin Kundang kalau memang demikian keinginanmu,
ibu juga
menginginkan agar kau menjadi orang kaya dan sukses, ibu
hanya
dapat mendo'akan supaya engkau berhasil. Kapan engkau akan berangkat, anakku?
Malin Kundang : Malin Kundang berangkat besok pagi bu.
Mande : Secepat itukah nak, kau meninggalkan ibu sendirian?
Malin Kundang : Iya bu. Doakan Malin Kundang agar selamat sampai tujuan.
Keesokan harinya, Malin Kundang disertai oleh ibunya dan Rasyid pergi menuju ke pantai desa mereka, tempat kapal besar itu bersandar.
Malin Kundang : Malin Kundang berangkat besok pagi bu.
Mande : Secepat itukah nak, kau meninggalkan ibu sendirian?
Malin Kundang : Iya bu. Doakan Malin Kundang agar selamat sampai tujuan.
Keesokan harinya, Malin Kundang disertai oleh ibunya dan Rasyid pergi menuju ke pantai desa mereka, tempat kapal besar itu bersandar.
Mande : Berhati-hatilah Malin Kundang! Doa Ibu akan selalu menyertaimu.
Malin Kundang : Baik ibu! Tunggulah Malin Kundang pulang dengan harta yang cukup untuk kita berdua.
Begitulah, Malin
Kundang dan Rasyid berangkat menuju ke tanah perantauan. Sedangkan, ibu Malin
Kundang tetap tinggal di Kampung Pantai Air Manis.
Pas tiba ditempat perantauan, Rasyid dan Malin Kundang beristirahat disebuah warung.
Malin Kundang : Bagaimana kita, kita akan kerja apa?
Rasyid : Tidak tahu Malin Kundang, saya juga sedang memikirkannya.
Pas tiba ditempat perantauan, Rasyid dan Malin Kundang beristirahat disebuah warung.
Malin Kundang : Bagaimana kita, kita akan kerja apa?
Rasyid : Tidak tahu Malin Kundang, saya juga sedang memikirkannya.
Tiba-tiba seseorang di warung tersebut mendengar percakapan Malin Kundang dan Rasyid.
Saudagar : Apakah kalian benar sedang mencari pekerjaan?
Rasyid : Benar, Tuan!
Saudagar : Kebetulan saya sedang mencari 2 orang pekerja. Apakah kalian mau
Rasyid : Tentu saja kami mau Tuan. Kapan kami dapat mulai bekerja?
Saudagar : Kalian bisa mulai bekerja besok pagi di rumah saya.
Malin Kundang : Rumah Tuan dimana?
Saudagar : Mari ikutlah denganku.
Malin Kundang dan
Rasyid ikut saudagar pergi kerumahnya. Saudagar tersebut menyewakan salah satu
kamar di rumahnya untuk ditinggali oleh Malin Kundang dan Rasyid. Pada keesokan
harinya mereka mulai bekerja dan diawasi terus oleh saudagar, dan rupanya Malin
Kundang lebih giat dan rajin jika di bandingkan dengan Rasyid dan sang saudagar
pun menyadari hal itu.
Putri : Ayah siapa nama karyawan baru itu .
Saudagar : Yang mana?
Putri : Yang rajin dan tampan itu.
Saudagar : Oh itu namanya Malin Kundang
Putri : Oh rupanya namanya Malin Kundang
Saudagar : Memangnya ada apa ?
Putri : Tidak ada apa-apa Ayah, putri cuma bertanya saja.
Saudagar : Oh ya sudah.
Putri : Baik Ayah
Sejak hari itu, Putri semakin kagum dan cinta pada
Malin Kundang. Putri selalu memperhatikan Malin Kundang diam-diam.
Setelah bekerja selama dua tahun pada ayah
Putri, Malin Kundang sudah menjadi orang yang kaya karena dia selalu rajin
bekerja. Rasyid dipulangkan ke kampung halamannya karena dia tidak rajin
seperti Malin Kundang. Hubungan Putri dan Malin Kundang semakin dekat hingga
akhirnya mereka menikah.
Sebulan setelah menikah, Malin Kundang dan Putri
pergi untuk berdagang di perkampungan Pantai Air Manis. Ketika Malin Kundang
dan Putri sampai di desa tersebut, Malin Kundang bertemu dengan Rasyid yang
kala itu sedang melamun di pinggir pantai.
Malin
Kundang : Hai rasyid.
Rasyid : Oh Malin Kundang rupanya kau sudah sukses sekali ya..
Rasyid : Oh Malin Kundang rupanya kau sudah sukses sekali ya..
wah kamu sudah jadi orang
kaya sekarang. Wah.. engkau sudah menjadi suami dari Putri.. Selamat ya!
Malin Kundang : Iya Syukur Alhamdulillah. Engkau sih dulunya kerja malas-malasan, jadi kena batunya.
Rasyid : Benar apa yang engkau katakan itu.
Malin Kundang : Ya sudah saya mau berdagang dulu ..
Rasyid : Iya.
Mendengar berita baik tersebut Rasyid segera mengabari Mande
Rasyid : Mak
Malin Kundang sudah kembali dia sekarang di dermaga
Mande : Benarkah itu ?
Rasyid : Ya mak, ayo kita kesana sekarang.
Mande dan Rasyid pergi ke dermaga untuk menemui Malin Kundang. Sesampainya di dermaga.
Mande : Benarkah itu ?
Rasyid : Ya mak, ayo kita kesana sekarang.
Mande dan Rasyid pergi ke dermaga untuk menemui Malin Kundang. Sesampainya di dermaga.
Mande :
Malin Kundang , Malin Kundang (berteriak), Malin Kundang anakku , kau sudah
kembali nak. Ibu sangat merindukanmu.
Putri : Kau siapa wanita tua? Berani mengaku sebagai ibu suamiku?
Mande : saya memang ibunda Malin Kundang.
Malin Kundang: Apa kau gila, saya tidak pernah mempunyai ibu miskin, tua seperti kau.
Mande : Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa engkau seperti ini?
Putri : Suamiku tidak punya ibu yang miskin, tua dan dekil sepertimu.
Malin Kundang: Kau bukan ibuku! Menjauhlah dariku, wanita tua (sambil mendorong Mande dan segera pergi meninggalkan ibunya).
Putri : Kau siapa wanita tua? Berani mengaku sebagai ibu suamiku?
Mande : saya memang ibunda Malin Kundang.
Malin Kundang: Apa kau gila, saya tidak pernah mempunyai ibu miskin, tua seperti kau.
Mande : Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa engkau seperti ini?
Putri : Suamiku tidak punya ibu yang miskin, tua dan dekil sepertimu.
Malin Kundang: Kau bukan ibuku! Menjauhlah dariku, wanita tua (sambil mendorong Mande dan segera pergi meninggalkan ibunya).
Kemudian sang ibu menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.
Air matanya berlinang. Malin Kundang segera pergi dari desa.
Mande : Ya Allah, mengapa anakku satu-satunya seperti itu?Aku yang melahirkan dan membesarkan dia Ya Allah.Berilah Ia teguranmu, sesungguhnya dia adalah anak yang durhaka!
Tiba-tiba di tengah perjalanan,badai datang,angin
bertiup kencang,gelombang air laut naik,kilat menyambar-nyambar,kapal pun
terguncang.
Malin
Kundang : Ada apa ini??Badai
begitu besar.
Tiba-tiba kilat menyambar Malin Kundang.
Malin Kundang : Aaaaarccccckkkkkhhhhh……!!!!!!!!”
Dan pada saat itu juga berubahlah Malin Kundang menjadi sebuah batu. Malin Kundang berubah diri menjadi batu akibat telah mendurhakai ibunya. Oleh yang demikian, maka kita tidak boleh durhaka terhadap kedua orangtua kita, terutama durhaka kepada seorang ibu.
Tiba-tiba kilat menyambar Malin Kundang.
Malin Kundang : Aaaaarccccckkkkkhhhhh……!!!!!!!!”
Dan pada saat itu juga berubahlah Malin Kundang menjadi sebuah batu. Malin Kundang berubah diri menjadi batu akibat telah mendurhakai ibunya. Oleh yang demikian, maka kita tidak boleh durhaka terhadap kedua orangtua kita, terutama durhaka kepada seorang ibu.
Itulah naskah drama
Malin Kundang, semoga naskah drama Malin Kundang diatas bermanfaat bagi Anda
yang mungkin saja sedang sangat membutuhkannya.
Jenis drama : Cerita Legenda
Judul : Malin Kundang
Durasi : Drama singkat
Jumlah pemain: 5 Orang
1. Malin Kundang
2. Mande
3. Rasyid
4. Saudagar
5. Putri
Pada jaman dahulu kala di Pantai Air Manis,
Padang Sumatera Barat ada seorang janda bernama Mande Rubayah, janda tersebut
mempunyai seorang anak laki laki bernama Malin Kundang Kundang. Malin Kundang
sangat disayangi ibunya lantaran sejak ia kecil sudah ditinggal oleh sang ayah.
Malin Kundang pun telah tumbuh dewasa , dan ia merasa harus bisa merubah
kehidupan ekonomi keluarganya. Pada suatu hari Rasyid, yang tidak lain adalah
teman Malin Kundang mengetahui bahwa ada kapal besar yang sedang bersandar dipantai
Air Manis dan ia berniat mengajak Malin Kundang untuk ikut merantau bersamanya.
Rasyid
:
Asalamualaikum Wr. Wb.
Malin Kundang : Walalaikum Salam Wr. Wb. Oh kamu, ada apa Rasyid?
Rasyid : Ada kabar baik untuk kita berdua. Saya tadi melihat ada sebuah kapal
Malin Kundang : Walalaikum Salam Wr. Wb. Oh kamu, ada apa Rasyid?
Rasyid : Ada kabar baik untuk kita berdua. Saya tadi melihat ada sebuah kapal
besar yang sedang bersandar di pantai Air Manis siapa tau kita bisa ikut
merantau lewat kapal itu, maukah engkau ikut merantau denganku?
Malin Kundang : Wah kebetulan sekali saya juga bosan hidup miskin saya mau merubah
Nasib, ya saya mau sekali jadi kapan kita mulai berangkat?
Rasyid : Bagaimana kalau besok pagi?
Malin Kundang : Ya sudah lebih cepat lebih baik, tetapi saya harus meminta restu
Rasyid : Bagaimana kalau besok pagi?
Malin Kundang : Ya sudah lebih cepat lebih baik, tetapi saya harus meminta restu
kepada ibuku
dulu.
Rasyid : Baik besok saya tunggu kau di dermaga jam 9 .
Malin Kundang : Iya terimakasih sobat .
Rasyid : Baik besok saya tunggu kau di dermaga jam 9 .
Malin Kundang : Iya terimakasih sobat .
Malam harinya Malin
Kundang segera meminta restu kepada ibunya yang baru saja pulang bekerja
Mande : Berhati-hatilah Malin Kundang! Doa Ibu akan selalu menyertaimu.
Malin Kundang : Baik ibu! Tunggulah Malin Kundang pulang dengan harta yang cukup untuk kita berdua.
Tiba-tiba seseorang di warung tersebut mendengar percakapan Malin Kundang dan Rasyid.
Saudagar : Apakah kalian benar sedang mencari pekerjaan?
Rasyid : Benar, Tuan!
Saudagar : Kebetulan saya sedang mencari 2 orang pekerja. Apakah kalian mau
bekerja di tempatku?
Rasyid : Tentu saja kami mau Tuan. Kapan kami dapat mulai bekerja?
Saudagar : Kalian bisa mulai bekerja besok pagi di rumah saya.
Malin Kundang : Rumah Tuan dimana?
Saudagar : Mari ikutlah denganku.
ngga
kemudian anak saudagar yang bernama putri datang dan melihat kedua karyawan
baru ayahnya itu, dan rupanya putri juga kagum dengan wajah rupawan yang
dimiliki Malin Kundang serta kerajinannya hingga akhirnya putri pun jatuh cinta
pada pandangan pertama .
Putri : Ayah siapa nama karyawan baru itu .
Saudagar : Yang mana?
Putri : Yang rajin dan tampan itu.
Saudagar : Oh itu namanya Malin Kundang
Putri : Oh rupanya namanya Malin Kundang
Saudagar : Memangnya ada apa ?
Putri : Tidak ada apa-apa Ayah, putri cuma bertanya saja.
Saudagar : Oh ya sudah.
Putri : Baik Ayah
Malin Kundang : Iya Syukur Alhamdulillah. Engkau sih dulunya kerja malas-malasan, jadi kena batunya.
Rasyid : Benar apa yang engkau katakan itu.
Malin Kundang : Ya sudah saya mau berdagang dulu ..
Rasyid : Iya.
Mendengar berita baik tersebut Rasyid segera mengabari Mande
Kemudian sang ibu menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.
Air matanya berlinang. Malin Kundang segera pergi dari desa.
Mande : Ya Allah, mengapa anakku satu-satunya seperti itu?Aku yang melahirkan dan membesarkan dia Ya Allah.Berilah Ia teguranmu, sesungguhnya dia adalah anak yang durhaka!
Malin Kundang : Ibu saya mau merubah nasib kita ...
Mande : Bagaimana caranya?
Malin Kundang : Tadi pagi saya di beri tahu Rasyid ada kapal yang sandar di pantai desa
Mande : Bagaimana caranya?
Malin Kundang : Tadi pagi saya di beri tahu Rasyid ada kapal yang sandar di pantai desa
kita jadi kami akan pergi merantau lewat kapal itu
Mande : Malin Kundang, apakah kau tega meninggalkan ibumu yang sudah tua
Mande : Malin Kundang, apakah kau tega meninggalkan ibumu yang sudah tua
ini sendirian?
Malin Kundang : Malin Kundang juga tidak tega, tapi Malin Kundang juga ingin merubah nasib kita dan menjadi kaya.Malin Kundang sudah bosan hidup miskin terus menerus bu.
Mande : Ya sudah Malin Kundang kalau memang demikian keinginanmu,
Malin Kundang : Malin Kundang juga tidak tega, tapi Malin Kundang juga ingin merubah nasib kita dan menjadi kaya.Malin Kundang sudah bosan hidup miskin terus menerus bu.
Mande : Ya sudah Malin Kundang kalau memang demikian keinginanmu,
ibu juga
menginginkan agar kau menjadi orang kaya dan sukses, ibu
hanya
dapat mendo'akan supaya engkau berhasil. Kapan engkau akan berangkat, anakku?
Malin Kundang : Malin Kundang berangkat besok pagi bu.
Mande : Secepat itukah nak, kau meninggalkan ibu sendirian?
Malin Kundang : Iya bu. Doakan Malin Kundang agar selamat sampai tujuan.
Keesokan harinya, Malin Kundang disertai oleh ibunya dan Rasyid pergi menuju ke pantai desa mereka, tempat kapal besar itu bersandar.
Malin Kundang : Malin Kundang berangkat besok pagi bu.
Mande : Secepat itukah nak, kau meninggalkan ibu sendirian?
Malin Kundang : Iya bu. Doakan Malin Kundang agar selamat sampai tujuan.
Keesokan harinya, Malin Kundang disertai oleh ibunya dan Rasyid pergi menuju ke pantai desa mereka, tempat kapal besar itu bersandar.
Mande : Berhati-hatilah Malin Kundang! Doa Ibu akan selalu menyertaimu.
Malin Kundang : Baik ibu! Tunggulah Malin Kundang pulang dengan harta yang cukup untuk kita berdua.
Begitulah, Malin
Kundang dan Rasyid berangkat menuju ke tanah perantauan. Sedangkan, ibu Malin
Kundang tetap tinggal di Kampung Pantai Air Manis.
Pas tiba ditempat perantauan, Rasyid dan Malin Kundang beristirahat disebuah warung.
Malin Kundang : Bagaimana kita, kita akan kerja apa?
Rasyid : Tidak tahu Malin Kundang, saya juga sedang memikirkannya.
Pas tiba ditempat perantauan, Rasyid dan Malin Kundang beristirahat disebuah warung.
Malin Kundang : Bagaimana kita, kita akan kerja apa?
Rasyid : Tidak tahu Malin Kundang, saya juga sedang memikirkannya.
Tiba-tiba seseorang di warung tersebut mendengar percakapan Malin Kundang dan Rasyid.
Saudagar : Apakah kalian benar sedang mencari pekerjaan?
Rasyid : Benar, Tuan!
Saudagar : Kebetulan saya sedang mencari 2 orang pekerja. Apakah kalian mau
Rasyid : Tentu saja kami mau Tuan. Kapan kami dapat mulai bekerja?
Saudagar : Kalian bisa mulai bekerja besok pagi di rumah saya.
Malin Kundang : Rumah Tuan dimana?
Saudagar : Mari ikutlah denganku.
Malin Kundang dan
Rasyid ikut saudagar pergi kerumahnya. Saudagar tersebut menyewakan salah satu
kamar di rumahnya untuk ditinggali oleh Malin Kundang dan Rasyid. Pada keesokan
harinya mereka mulai bekerja dan diawasi terus oleh saudagar, dan rupanya Malin
Kundang lebih giat dan rajin jika di bandingkan dengan Rasyid dan sang saudagar
pun menyadari hal itu.
Putri : Ayah siapa nama karyawan baru itu .
Saudagar : Yang mana?
Putri : Yang rajin dan tampan itu.
Saudagar : Oh itu namanya Malin Kundang
Putri : Oh rupanya namanya Malin Kundang
Saudagar : Memangnya ada apa ?
Putri : Tidak ada apa-apa Ayah, putri cuma bertanya saja.
Saudagar : Oh ya sudah.
Putri : Baik Ayah
Sejak hari itu, Putri semakin kagum dan cinta pada
Malin Kundang. Putri selalu memperhatikan Malin Kundang diam-diam.
Setelah bekerja selama dua tahun pada ayah
Putri, Malin Kundang sudah menjadi orang yang kaya karena dia selalu rajin
bekerja. Rasyid dipulangkan ke kampung halamannya karena dia tidak rajin
seperti Malin Kundang. Hubungan Putri dan Malin Kundang semakin dekat hingga
akhirnya mereka menikah.
Sebulan setelah menikah, Malin Kundang dan Putri
pergi untuk berdagang di perkampungan Pantai Air Manis. Ketika Malin Kundang
dan Putri sampai di desa tersebut, Malin Kundang bertemu dengan Rasyid yang
kala itu sedang melamun di pinggir pantai.
Malin
Kundang : Hai rasyid.
Rasyid : Oh Malin Kundang rupanya kau sudah sukses sekali ya..
Rasyid : Oh Malin Kundang rupanya kau sudah sukses sekali ya..
wah kamu sudah jadi orang
kaya sekarang. Wah.. engkau sudah menjadi suami dari Putri.. Selamat ya!
Malin Kundang : Iya Syukur Alhamdulillah. Engkau sih dulunya kerja malas-malasan, jadi kena batunya.
Rasyid : Benar apa yang engkau katakan itu.
Malin Kundang : Ya sudah saya mau berdagang dulu ..
Rasyid : Iya.
Mendengar berita baik tersebut Rasyid segera mengabari Mande
Rasyid : Mak
Malin Kundang sudah kembali dia sekarang di dermaga
Mande : Benarkah itu ?
Rasyid : Ya mak, ayo kita kesana sekarang.
Mande dan Rasyid pergi ke dermaga untuk menemui Malin Kundang. Sesampainya di dermaga.
Mande : Benarkah itu ?
Rasyid : Ya mak, ayo kita kesana sekarang.
Mande dan Rasyid pergi ke dermaga untuk menemui Malin Kundang. Sesampainya di dermaga.
Mande :
Malin Kundang , Malin Kundang (berteriak), Malin Kundang anakku , kau sudah
kembali nak. Ibu sangat merindukanmu.
Putri : Kau siapa wanita tua? Berani mengaku sebagai ibu suamiku?
Mande : saya memang ibunda Malin Kundang.
Malin Kundang: Apa kau gila, saya tidak pernah mempunyai ibu miskin, tua seperti kau.
Mande : Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa engkau seperti ini?
Putri : Suamiku tidak punya ibu yang miskin, tua dan dekil sepertimu.
Malin Kundang: Kau bukan ibuku! Menjauhlah dariku, wanita tua (sambil mendorong Mande dan segera pergi meninggalkan ibunya).
Putri : Kau siapa wanita tua? Berani mengaku sebagai ibu suamiku?
Mande : saya memang ibunda Malin Kundang.
Malin Kundang: Apa kau gila, saya tidak pernah mempunyai ibu miskin, tua seperti kau.
Mande : Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa engkau seperti ini?
Putri : Suamiku tidak punya ibu yang miskin, tua dan dekil sepertimu.
Malin Kundang: Kau bukan ibuku! Menjauhlah dariku, wanita tua (sambil mendorong Mande dan segera pergi meninggalkan ibunya).
Kemudian sang ibu menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.
Air matanya berlinang. Malin Kundang segera pergi dari desa.
Mande : Ya Allah, mengapa anakku satu-satunya seperti itu?Aku yang melahirkan dan membesarkan dia Ya Allah.Berilah Ia teguranmu, sesungguhnya dia adalah anak yang durhaka!
Tiba-tiba di tengah perjalanan,badai datang,angin
bertiup kencang,gelombang air laut naik,kilat menyambar-nyambar,kapal pun
terguncang.
Malin
Kundang : Ada apa ini??Badai
begitu besar.
Tiba-tiba kilat menyambar Malin Kundang.
Malin Kundang : Aaaaarccccckkkkkhhhhh……!!!!!!!!”
Dan pada saat itu juga berubahlah Malin Kundang menjadi sebuah batu. Malin Kundang berubah diri menjadi batu akibat telah mendurhakai ibunya. Oleh yang demikian, maka kita tidak boleh durhaka terhadap kedua orangtua kita, terutama durhaka kepada seorang ibu.
Tiba-tiba kilat menyambar Malin Kundang.
Malin Kundang : Aaaaarccccckkkkkhhhhh……!!!!!!!!”
Dan pada saat itu juga berubahlah Malin Kundang menjadi sebuah batu. Malin Kundang berubah diri menjadi batu akibat telah mendurhakai ibunya. Oleh yang demikian, maka kita tidak boleh durhaka terhadap kedua orangtua kita, terutama durhaka kepada seorang ibu.
Itulah naskah drama
Malin Kundang, semoga naskah drama Malin Kundang diatas bermanfaat bagi Anda
yang mungkin saja sedang sangat membutuhkannya.
izin salin ya kak untuk tugas sekolah
ReplyDelete