Facebook

Permainan Tradisional Petak Umpet




Permainan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan manusia. Dimulai dari usia kanak-kanak bahkan sampai usia dewasa sekalipun, manusia tetap tidak bisa terlepas dari permainan. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya permainan yang tersedia saat ini di pasaran. Sebagai contoh adalah permainan Petak Umpet. Sebenarnya permainan-permainan tradisional (permainan rakyat) itu mengandung unsur-unsur pendidikan yang sangat baik, misalnya mengajarkan orang untuk sprortif, jujur dan kreatif.
Permainan Petak Umpet secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan tangkas. Belum lagi manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan berkembang dalam diri anak tersebut.
Petak Umpet pernah populer di kalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan Petak Umpet ini menjadi favorit saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah.
Cara bermainnya dilakukan secara berkelompok.. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk  menentukan satu anak yang kalah sebagai harus menutup  mata dan yang lainnya bersembunyi. Meski demikian, segala permainan Petak Umpet sebetulnya bisa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan tanpa memandang jender. selain menyenangkan, permainan ini tak banyak memakan waktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang anak-anak ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau dengan memberi kesempatan anak untuk main Petak Umpet di waktu istirahat. Permainan tradisional ini mengasah ketelitian dan kepekaan anak. Kumpulkan teman-teman balita dan ajak bermain petak umpet.

Persiapan:  3-6 anak, tiang atau dinding, lahan dengan tempat-tempat persembunyian.

Cara bermain:

  1. Gambreng, anak yang kalah menjadi Pencari. Ia menutup mata sambil bersender ke tiang/dinding sebagai “benteng” dan menghitung 1 sampai 10. Anak-anak lain cepat-cepat bersembunyi.
  2. Pada hitungan ke-10, Pencari membuka mata dan mencari teman-temannya. Setiap menemukan persembunyian seorang teman, Pencari meneriakkan nama teman itu lalu lari ke benteng untuk menepuk benteng sambil berkata “hong!”
  3. Kalau ada satu anak yang bisa mendahului Pencari untuk menepuk benteng dan berteriak “hong!”, artinya anak-anak menang dan Pencari kalah. Pencari harus menutup mata kembali sambil bersender ke tiang/dinding, dan permainan diulang dari awal.
  4. Kalau tidak anak yang bisa melakukan “hong”, maka Pencari menang. Anak yang ditemukan pertama kali, gantian menjadi Pencari.   Download Artikel Lengkap (Ms.Word)



Permainan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan manusia. Dimulai dari usia kanak-kanak bahkan sampai usia dewasa sekalipun, manusia tetap tidak bisa terlepas dari permainan. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya permainan yang tersedia saat ini di pasaran. Sebagai contoh adalah permainan Petak Umpet. Sebenarnya permainan-permainan tradisional (permainan rakyat) itu mengandung unsur-unsur pendidikan yang sangat baik, misalnya mengajarkan orang untuk sprortif, jujur dan kreatif.
Permainan Petak Umpet secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan tangkas. Belum lagi manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan berkembang dalam diri anak tersebut.
Petak Umpet pernah populer di kalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan Petak Umpet ini menjadi favorit saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah.
Cara bermainnya dilakukan secara berkelompok.. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk  menentukan satu anak yang kalah sebagai harus menutup  mata dan yang lainnya bersembunyi. Meski demikian, segala permainan Petak Umpet sebetulnya bisa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan tanpa memandang jender. selain menyenangkan, permainan ini tak banyak memakan waktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang anak-anak ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau dengan memberi kesempatan anak untuk main Petak Umpet di waktu istirahat. Permainan tradisional ini mengasah ketelitian dan kepekaan anak. Kumpulkan teman-teman balita dan ajak bermain petak umpet.

Persiapan:  3-6 anak, tiang atau dinding, lahan dengan tempat-tempat persembunyian.

Cara bermain:

  1. Gambreng, anak yang kalah menjadi Pencari. Ia menutup mata sambil bersender ke tiang/dinding sebagai “benteng” dan menghitung 1 sampai 10. Anak-anak lain cepat-cepat bersembunyi.
  2. Pada hitungan ke-10, Pencari membuka mata dan mencari teman-temannya. Setiap menemukan persembunyian seorang teman, Pencari meneriakkan nama teman itu lalu lari ke benteng untuk menepuk benteng sambil berkata “hong!”
  3. Kalau ada satu anak yang bisa mendahului Pencari untuk menepuk benteng dan berteriak “hong!”, artinya anak-anak menang dan Pencari kalah. Pencari harus menutup mata kembali sambil bersender ke tiang/dinding, dan permainan diulang dari awal.
  4. Kalau tidak anak yang bisa melakukan “hong”, maka Pencari menang. Anak yang ditemukan pertama kali, gantian menjadi Pencari.   Download Artikel Lengkap (Ms.Word)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Permainan Tradisional Petak Umpet"

Post a Comment